Puisi 3 bait

Puisi (berasal dari bahasa Yunani kuno: ποιέω/ποιῶ (poiéo/poió) = I create) yang artinya adalah seni tertulis ,di mana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya


Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam membaca puisi sebagai berikut:


  1. Ketepatan ekspresi/mimik
  2. Ekpresi adalah pernyataan perasaan hasil penjiwaan puisi. Mimik adalah gerak air muka.
  3. Kinesik yaitu gerak anggota tubuh.
  4. Kejelasan artikulasi
  5. Artikulasi yaitu ketepatan dalam melafalkan kata- kata.
  6. Timbre yaitu warna bunyi suara (bawaan) yang dimilikinya.
  7. Irama puisi artinya panjang pendek, keras lembut, tinggi rendahnya suara.
  8. Intonasi atau lagu suara
  9. Dalam sebuah puisi, ada tiga jenis intonasi antara lain sebagai berikut :
  10. Tekanan dinamik yaitu tekanan pada kata- kata yang dianggap penting.
  11. Tekanan nada yaitu tekanan tinggi rendahnya suara. Misalnya suara tinggi menggambarkan keriangan, marah, takjud, dan sebagainya. Suara rendah mengungkapkan kesedihan, pasrah, ragu, putus asa dan sebagainya.
  12. Tekanan tempo yaitu cepat lambat pengucapan suku kata atau kata.


Berikut adalah contoh puisi 3 bait

+Puisi 3 bait tentang sekolah
+Puisi 3 bait tentang alam

Tirai Yang Terkuak
oleh Asni


Pagi ini menampar wajah, membangunkan segala khayal yang selalu menyelimuti tubuh
Merah, marah, perih, sedih, nyeri dan pilu sebuah kesempurnaankah?
Terkejut! ya aku terlalu lama dalam buaian mimpi hingga tak menyadari satu cinta
Beribu kasih sayang yang selalu mengelilingi hati dan jiwaku
Tenggelam! tidak aku bukan menenggelamkan diri dari rasa yang ada


Berlarut dalam perih! bukan, aku hanya ingin sendiri
Benci! tak pantas membenci
Dendam! bukan diriku
Bila berlarut dalam perih hanya ingin meresapi
Jika sedih ini susah dihapus karena terlalu lama berasa di dalamnya
Kau bilang "Kenapa kau tabur kasih bila kau tak mampu menahan rasa"
Karena kasihku sebuah kesederhanaan


Seperti rangkaian puisi yang menjuntai dan terjalin
Bagai kata yang disusuni menjadi sebuah paragraf
Menyatukan satu demi satu kata
Yang terbaca dan mampu menggugah rasa
Bila kau katakan aku rapuh ya kerapuhan bagian dari diri
Kau katakan lemah ya aku lemah
Cengeng ya semua berakhir dengan airmata
Tak mampu melawan hati, andai kau tahu rasa




Membiarkan Langkah
Oleh Asni Ahmad Sueb


Detik itu telah berlalu, menit ini sudah kulalui, jam pun terlewatkan
Harihari bagai aliran kehidupan terkadang nafas berhembus dan tak berhembus
Setiap tarikan itu bermana seperti ketika kita samasama membelakangi wajah
melangkah satu demi satu langkah, berat tapi itu adanya


Pada langkah sepuluh terhenti dan berbalik menatap jauh, rasa itu tak bisa dibohongi
langkah kecil berubah larian menuju rindu peluk tangis mewarnai hati...
Kembali membelakangi diri, hingga siluet terpapar menutupi
menatap punggungmu, hingga menghilang dari pandangan


bulirbulir ini kembali menggenang dan membiarkannya mengalir diselasela pori wajah
berat! berat ketika harus berbalik membelakangi sebuah rasa ini, tubuh lunglai tak berdaya nafas pun tersengal dada pun semakin menghimpit berat ketika nyata harus dihadapi dalam satu tatapan rindu ini tak pernah pupus
luasnya samudera, membentangnya gurun tak akan mengubahnya




Kerinduan


berbisik dan memanggil dalam rindu
lelah telah mengalahkan segala
pada subuh menggulung kerinduan
membentang sajadah tiada daya menebar
sujud berhadir kristal diujung mata


Ya Rabb merindu_Mu
namun tak mampu pungkiri
ternyata rasa itu sama
membawa pada energi kehidupan salahkah?


Salakah bila rasa itu hadir dalam diri
dosakah bila aku merasakan semuanya
maaf bila aku tak mampu menepis rasa ini

Semoga Puisi 3 bait diatas bisa bermanfaat buat kamu yang lagi belajar membuat puisi




BACA SELENGKAPNYA...
Description: Puisi 3 bait Rating: 5.0 Reviewer: Eri ItemReviewed: Puisi 3 bait


ARTIKEL TERKAIT:

ket: *Orange = belum dibaca | *Biru = sudah dibaca


Back To Top